Pages

DISQUS

DISQUS
Subscribe:

Minggu, 17 Juni 2012

catatan subuh 15


[TRIBUTE TO CATATAN SUBUH IDE KONYOL]
Penikmat Catatan Subuh yg bijak,
kali ini kita akan bicara masalah
parenting, ada ilustrasik menarik yg
layak kita baca, semoga
menginspirasi....
Seorang ayah ingin mengajarkan
kepada anaknya sejak dini yang
baru duduk dikelas 3 SD untuk
mengatur uang jajannya. Sang anak
diberi uang Rp 30.000 perminggu
(termasuk ongkos ojek). Biasanya
uang tersebut diberikan sang ayah
sehari sebelum anaknya masuk
sekolah.
Pada minggu pagi mereka berdua
hendak jalan-jalan ke kota untuk
menikmati liburan. Sebelum
berangkat, tak lupa sang ayah
memberikan uang jajan mingguan
anaknya dengan tiga lembar uang
Rp 10.000. Dan uang tersebut
disimpan rapi dalam saku
celananya.
Ditengah keasikan sang ayah dan
anaknya menikmati hari libur
mereka, tiba-tiba keduanya
dikejutkan dengan kedatangan
seorang kakek pengemis yangg
telah tua renta sambil memelas.
Tak tega melihat sang kakek tua
memelas, sang anak dengan sigap
langsung mengeluarkan 3 lembar
uang 10.000,- dari saku celana dan
diberikan seluruhnya.
Kontan saja kakek pengemis ini
terlihat sangat senang seraya
mengucapkan rasa syukur dan
terimakasih yang tak terkira
kepada sang anak dan ayahnya ini.
Setelah si kakek tua berlalu,
kemudian sang ayah bertanya;
“Sayang, kenapa kamu berikan
semua uangmu untuk kakek itu?
Bukankah satu lembar saja sudah
cukup untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya hingga nanti malam?”
“Ayah..kalau kakek tua itu ikhlas
menerima yang sedikit maka aku
ikhlas untuk memberikan yang lebih
besar!” Jawab anaknya dengan
wajah tersenyum..
“DEG!!!” Hati sang ayah langsung
tersentak kaget mendengar
jawaban tersebut.
“Nah, terus uang jajanmu untuk
seminggu ke depan bagaimana?”
Tanya sang ayah mencoba menguji.
“Kan aku masih punya ayah dan
Ibu! Tidak seperti kakek tua itu
yang mungkin hanya hidup
sebatangkara di dunia ini.” Balas
anaknya.
“Kenapa kamu begitu yakin kalo
ayah dan Ibu akan mengganti uang
jajanmu? Ayah nggak janji loh?”
Kembali sang ayah mengujinya.
“Kalo ayah merasa bahwa aku
adalah amanah dari Allah yang
dititipkan kepada ayah dan Ibu,
maka aku sangat yakin ayah dan
Ibu tak akan membiarkan aku
kelaparan seperti kakek tua itu..”
Jawab sang anak mantap.
Seakan sang ayah tak percaya
dengan jawaban dari putranya
hingga ia kehabisan kata-kata. Ia
tak menyangka jawaban seperti itu
keluar dari seorang bocah kelas 3
SD. Ia seperti sedang berhadapan
dengan seorang ulama besar dan ia
tak bernilai apa-apa ketika berada
dihadapannya.
Lalu ia berjongkok dan memegang
kedua pundak anaknya..
“Sayang…ayah dan Ibu janji akan
selalu menjaga dan merawatmu
hingga Allah tetapkan batas umur
ini. Ayah sangat sayang padamu..”
Sambil kedua matanya berkaca-
kaca seolah tak kuat menahan
haru..
Sambil memegang kedua pipi
ayahnya, sang anak membalas,
“Ayah tak perlu berkata seperti itu.
Sejak dulu aku sudah tahu bahwa
ayah dan Ibu sangat mencintai dan
menyayangiku. Kelak jika aku
sudah dewasa aku akan selalu
menjaga ayah dan Ibu, dan aku
tidak akan membiarkan ayah dan
Ibu hidup dijalan seperti kakek tua
itu…”
Dan airmata sang ayahpun tak
terbendung mendengar jawaban
tulus dari anaknya. Dipeluklah tubuh
mungil itu dengan sangat erat. Dan
kedua larut dalam haru dan kasih
sayang.
Memb, anak ibarat kertas putih
yang kita bisa tulis apa saja.
Mari kita berdo'a agar anak
keturunan kita menjadi anak yg
Soleh/solehah. Peduli pada sesama,
dan ikhlas berbagi. Dan
sesungguhnya itu bisa kita mulai
dari diri kita dulu... Pedulilah pada
sesama, ikhlaslah berbagi....
InsyaAllah anak kita pun akan
demikian....
InsyaAllah....

0 komentar:

Posting Komentar